Revolusi Teknologi Otomotif: Ancaman bagi Bengkel Non Resmi | Bangdjae.my.id

Bangdjae.my.id
~ Meski saya bukan pengamat otomotif tapi saya sedikit mengetahui perubahan yang terjadi dari kemajuan sebuah teknologi otomotif, ya sekedar ingin tahu saja biar nggak dibilang gaptek banget karena saya juga sering nongkrong dengan teman hobi otomotif di sebuah komunitas.

Yang saya jadikan tulisan saat ini adalah tentang pergeseran atau perubahan secara umum pada kemajuan otomotif terutama mobil tapi bisa juga merembet ke teknologi roda dua karena beberapa memiliki pergeseran yang kurang lebihnya sama.

Semenjak mesin Internal Combustionkonvensional perlahan ditinggalkan dan beralih ke mesin hybrid dan listrik tanpa sadar konsumen dimanjakan oleh banyak fitur modern, ini tidak dirasakan pemilik kendaraan bermesinkan diesel yang terkenal irit dan badak itu. Ya, memang teknologi juga memiliki era masing-masing dan pemakai bisa menikmati itu dari segi kelebihan dan kekurangannya.

Coba saja kita perhatikan mobil-mobil keluaran terbaru banyak mengandalkan kelistrikan dan sensor kekinian yang seolah pengembangan mesin seperti mulai tertinggal apalagi hadirnya mesin listrik dimana keberadaan mesin tiba-tiba harus absen didalam kap mobil. Ini seperti sebuah keniscayaan yang ternyata kita alami dimana era pertamakali mobil dibuat mustahil mobil bisa berjalan tanpa adanya mesin.

Ada yang bilang mobil sekarang sudah mirip dengan bom-bom car atau Tamiya versi guede, didukung dengan transmisi matic maka mengendarai mobil hybrid atau listrik semakin jauh dari sensasi berkendara dengan pengalaman mengendarai mesin konvensional internal combustion tadi. Suara mesin, karakter akselerasi level kenyamanan bisa dibilang jauh berbeda, lebih nyaman dan lebih praktis.

Hadirnya teknologi hybrid dan listrik maka semakin sedikit yang bisa kita kerjakan sendiri dan sepertinya kita semakin bergantung pada bengkel resmi, terutama untuk mobil keluaran Jepang. Bayangkan saja hanya untuk mengganti cairan air radiator (coolant) yang tadinya sepele jadi tidak bisa sembarangan.

Mobil-mobil kelas medium dan premium Jepang dan negara lain seperti mengalami revolusi, ya revolusi. Kini mobil-mobil terbaru mereka jadi kaya akan fitur-fitur elektronik "canggih". Coba saja perhatikan mobil sekelas Avanza Veloz saja sekarang punya blind spot warning di spionnya.
Kita tahu, sistem elektronik yang rumit itu memang membuat mobil bukan hanya menjadikannya lebih irit (karena banyak komponen yang ditinggalkan dalam mobil konvensional), tetapi juga mobil jadi lebih bertenaga, lebih aman dan lebih menyenangkan dikendarai.

Tapi minusnya bagi para mekanik yang jam terbang dan wawasannya tidak diupdate akan kesulitan dalam memperbaiki sistem eletrikfikasi sebuah mobil, mobil Jepang dan lainnya akan semakin sulit dan lama diperbaiki seperti mobil keluaran eropa. Ini seperti sebuah mimpi buruk bagi bengkel pinggir jalan. Perawatan rutin, perawatan dan kerusakan konsumen kelamaan akan di monopoli oleh bengkel resmi yang jelas-jelas memegang kartu As-nya.

Kalau sebelumnya banyak bengkel non resmi tumbuh subur bahkan mampu memodifikasi (oprek) mesin konvensional jadi lebih kencang atau berdasarkan keinginan pemakai yang uangnya tidak berseri sepertinya sepuluh atau dua puluh tahun lagi bemgkel non resmi banyak yang alih profesi atau jika tetap bertahan mungkin mereka hanya fokus pada kaki-kaki mobil. Mereka akan kesulitan mempelajari software bawaan mobil yang mungkin diproteksi yang apabila mereka melakukan riset sendiri pastinya butuh biaya sangat mahal ini juga belum menjamin bengkelnya akan ramai.

Pilihan terakhir adalah jika bengkel non resmi ingin tetap bertahan adalah dengan menjadi mitra bengkel resmi agar bisa mengakses teknologi yang ada. Tapi mungkin perlu perjuangan yang panjang juga karena kalau sudah konsumen dia kuasai dari semua lini biasanya banyak yang tidak ingin ada persaingan apalagi isunya para dealer berat jika hanya mengandalkan penjualan saja, maka service, perawatan dan perbaikan menjadi ladang cuan yang sangat menggiurkan.
sumber kaskus

baca juga : Air yang bikin keropos rangka esaf?

0 comments:

Post a Comment